MARI BERBAGI PENGETAHUAN,
PENDAPAT ANDA SANGAT BERMANFAAT.

Sunday, November 10, 2013

Cerpen dari Delfania Matasik


                                                                           Tahu Diri
 (Bahagia itu sederhana, yaitu ketika kita melihat orang yang kita sayangi tersenyum)
   
          Setelah sekian lama gak ngerasain yang namanya jatuh cinta karena harus mendekam di dalam jeruji besi selama 2 tahun dan masih harus mendekam 3 tahun lagi, dan baru sekarang ini gue ngerasain hal itu lagi, rasanya tuh indah banget. Tapi sayangnya, gue jatuh cinta kepada orang yang salah? Bukan karena pribadi dia yang gak baik, tapi sebaliknya dia terlalu baik buat orang sejahat gue, dia terlalu suci buat orang yang hina sperti gue, intinya dia terlalu sempurna buat orang yang hancur seperti gue.
         Jujur, ini pertama kalinya dalam hidup gue jatuh cinta sama seseorang tanpa sebab apapun, itu pure dari hati gue, berkata kalau gue sayang sama dia. Selama ini gue pacaran dan suka sama seseorang karna dia cantik, perhatian, dan bahkan gue pernah pacaran tanpa ada perasaan apapun, intinya just for fun. Tapi kali ini rasanya beda banget, pertama kali gue mau serius menjalin hubungan tuh hanya dengan dia, hanya dia yang bisa ngubah hidup gue dan gue rela kalau dia minta gue berhenti merokok, gue bakal berusaha untuk berhenti merokok. Gue selalu merasa nyaman dan tenang kalau bareng dia, dia seperti malaikat yang dikirim Tuhan buat gue yang lagi hancur, bayangkan sebagian dari masa remaja gue harus dihabiskan di Lapas.
          Pertama kali gue lihat dia datang ke gereja dengan teman-temannya, gue uda lihat sesuatu yang berbeda dari teman-temannya. Gue melihat dia seperti orang yang rendah hati, ikhlas dan tulus banget, itu semua bisa dilihat dari pandangan matanya. Semakin hari gue mengenal dia, semakin membuat rasa dihati gue gak karuan dan rasanya pengen banget ngungkapin ke dia kalau gue sayang sama dia. Dan akhirnya aku memberanikan diri untuk menulis sebuah pantun buat dia yang menurut gue norak banget, tapi mau gimana lagi hanya dengan cara ini gue setidaknya bisa mengurangi gejolak dalam hari gue.
         Pantun gue hanya direspon sebagai sebuah becandaan semata, dibilang anak ababil-lah, but it’s okey. Selanjutnya gue nulis puisi dan surat buat dia, judul puisinya Bulan yang isinya tentang dia sebagai terang dalam hidup yang gelap banget, kayak bulan yang menyinari malam yang gelap. Kalau isi suratnya gue hanya ngasih nasehat atau masukan biar dia tuh gak usah terlalu capek ngerjain tugas-tugasnya dan harus tetap jaga kesehatan.
         Tadinya semangat gue buat ngungkapin perasaan ke dia begitu besar, tapi setelah gue pikir-pikir secara matang ternyata gue baru sadar “apa iya, gue pantas buat dia?” Mulai saat itu, gue mulai mengurungkan niat untuk menggungkapkan perasaan gue ke dia, karena gue tahu, siapa sih yang mau menerima orang yang hidupnya hancur kayak gue, setidaknya gue tahu diri, gue siapa. Tapi perasaan gue, gak akan pernah bisa hilang dan terus ada ketika aku melihat wajahnya yang polos dan lugu.
        Alasan kedua gue mengurungkan niat adalah gue gak mau mengganggu aktivitas dia selama berada di Lapas, gue gak mau semua tugas dan skripsi dia terbengkalai hanya karna memikirkan perasaan gue yang gak jelas. Oh, yah buat gue, dia itu seorang perempuan yang memiliki sejuta impian dan gue akan belajar menjadikan dia sebagai impian gue yang harus gue gapai suatu saat nanti dengan berusaha menjadi orang yang lebih baik dan sukses dari hari ini. Mungkin aku akan datang lagi dengan diri gue yang berbeda, bukan seperti saat ini yang hanya bisa tahu diri, tapi gue akan datang dengan percaya diri kalau gue pantas buat dia. Tapi gue juga harus siap menerima bahwa gak semua impian itu bisa menjadi kenyataan, setidaknya gue bisa menjadikan dia sebagai inspirasi untuk perubahan hidup gue menjadi orang yang lebih baik dari hari ini.
        Saat ini yang bisa gue lakuin untuk membahagiakan dia adalah tidak menambah beban pikiran dia dan membuatnya nyaman selama berada di Lapas karena gue tahu banget kalau dia risih dengan tingkah laku gue yang gak jelas. Dengan begitu gue bisa melihat senyuman dia dan senyumannya itu adalah kebahagiaan gue. Bahagia itu simple.
          

Puisi Anak Didik Pemasyarakatan

                  AKU

Aku memang Bangsat
Kelakuanku keparat
Otak ku maksiat
Tapi hatiku malaikat

                    Aku bukan penjahat
                    Aku bukan penghianat
                    Aku ingin bertaubat
                    Sebelum ajal mendekat

Dahulu aku pencundang
Yang sempat dibuang
Di injak-injak dan di tendang

                   Sekarang aku berjuang 
                   Menjadi seorang pejuang 
                   dan berlaga di medan perang 
                  Yang akhirnya menang dan pulang 

                                              Created by : Oki 

Dunia Kita: Asesmen Anak

Dunia Kita: Asesmen Anak: ASESMEN ANAK Asesmen anak bayi    Teknik : Observasi (mengamati perkembangan bayi, reaksi, kontak mata, ekspresi; tampak senang atau ...

Terapi Realitas

Dasar : Pendekatan Kognitif 
Tujuan : Untuk membangkitka komitmen akan realitas dirinya. 
Intinya adalah WDEPC : 
  1. W (want) : Tentang apa yang diinginkan (tujuan hidup), harapan, cita-cita, renungkan dan ungkapkan secara spesifik.
  2. D (Doing) : apa yang selama ini mereka perbuat, renungkan dan ungkapkan secara spesifik. 
  3. E (Evaluation) : hal-hal apa yang telah diperbuat selama ini selesai, apa yang akan dilakukan untuk menuju sesuatu yang diinginkan.
  4. C (commitment) : berjanji kepada kelompok dan terapist tentang semua hal yang pernah diungkapkan (secara spesifik) 
  • Fasilitas 
          Ruangan : 
  1. Privacy
  2. Ventilasi cukup memadai
  3. lantai bersih (berkarpet)
  4. Bebas dari bising dan polusi
  5. Penacahayaan redup
  6. Ruangan kosong
  7. media cukup dengan karpet/tikar pada lantai
  8. Aroma terapi atau bisa apa saja
  • Setting 
  1. Klien/partisipan dan terapist duduk melingkar di lantai
  2. Satu sama lain (partisipan/klien dan terapist) saling berpegangan tangan silang. 

  • Prosedur
  1. Prakondisi : Lakukan Trust building antar anggota kelompok dan terapist (kerahasiaan, komitmen untuk saling membantu, meyakinkan bahwa memiliki masalah bukan merupakan sesuatu yang abnormal, apapun yang terjadi dalam ruangan ini hanya untuk disini). Kemudian minta masing-masing partisipan / klien (dasari masing-masing dengan pemahaman diri, apa kelebihan yang ada pada diri masing-masing, apa kekurangan yang ada pada diri masing-masing).
  2. Minta partisipan untuk mengutarakan keinginan, harapan, atau cita-cita secara spesifik (want) bergantian
  3. Minta partisipan untuk mengutarakan apa-apa yang telah mereka lakukan selama ini secara spesifik (doing) bergantian. 
  4. Minta partisipan untuk mengutarakan apa-apa yang telah mereka lakuan selama ini yang medukung maupun merugikan perwujudan/pencapaian keinginan secara spesifik (evaluation) bergantian.
  5. Minta partisipan untuk mengutarakan apa-apa yang akan mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan, harapan, atau cita-cita secara spesifik setelah sesi ini (Planning) bergantian.
  6. Minta partisipan (klien) untuk berjanji kepada kelompok dan terapist secara spesifik (Commitment).
  7. Lakukan closing dengan jalan meneriakkan yel-yel pembangkit semangat atau berdoa bersama, demi terwujudnya cita-cita (want).
Catatan : Proses terapi realitas berjalan kurang lebih selama 2 jam.



Sumber : Meiti Subardhini, dkk. 2006. Manual Terapi Psikososial 1. Bandung : Jurusan Rehabilitasi Sosial Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS). 

Dampak Orang Tua yang Otoriter

Anak adalah suatu berkat yang luar biasa yang sangat didambakan kehadirannya oleh pasangan yang telah menikah. Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh faktor didikan dan bimbingan keluarga

Asesmen Anak

ASESMEN ANAK

Asesmen anak bayi
   Teknik :

  • Observasi (mengamati perkembangan bayi, reaksi, kontak mata, ekspresi; tampak senang atau tidak)
  • Menilai interaksi orangtua - anak
  • Studi dokumentasi (cacatan medis, diary, laporan/wawancara dengan ibu, ayah, pengasuh atau orang terdekat lainnya)
Asesmen anak balita :
Teknik : 

  • Observasi
  • Bermain peran (permainan keluarga boneka, pesta ulang tahun, piknik)
  • Membaca buku/bercerita
  • Dialog (kalimat pendek, istilah anak, gunakan nama bukan kata ganti, katakan dengan cara lain, hindari pertanyaan yang melibatkan waktu)
  • Gambar wajah
  • Studi dokumentasi (cacatan medis, diary, laporan/wawancara dengan ibu, ayah, pengasuh atau orang terdekat lainnya)

Asesmen anak usia 5-10 tahun :
Teknik :


  • wawancara 
  • Membaca buku/bercerita
  • Menggambar (diri, ayah, ibu, keluarga)
  • Permainan (permaianan keluarga boneka, pesta ulang tahun, dll)
  • Observasi
  • Catatan medis
  • Laporan /wawancara dengan ibu, ayah, penagsuh atau orang terdekat lainnya

Asesmen anak usia 10-13 tahun 
Teknik :


  • Menggambar Diri sendiri, ayah, ibu, keluarga
  • Jalan kehidupan 
  • Permainan menebak
  • Debat (misalnya tentang pindah)
  • Bermain peran 

Asesmen untuk remaja 
Teknik :


  • Time line
  • Mobility Map
  • Body map
  • Risk maping
  • Di awal topik membicarakan tentang isu sentral dalam kehidupan remaja seperti hobi, berpacaran, teman, kelas olahraga, kegiatan ekstrakulikuler, dll. 

Asesmen Pekerjaan Sosial

Aspek Asesmen

  1. Kebutuhan perkembangan anak : Kesehatan; pendidikan; identitas; perkembangan emosional, mental, sosial, kognitif dan spiritual; relasi dalam keluarga; Tampilan sosial; keterampilan perawatan diri.
  2. Kapasitas Parenting : Perawatan Dasar, Memberikan rasa aman, nyaman; Kehangatan emosional; stimulus; Bimbingan dan batasan; Stabilitas.
  3. Faktor Lingkungan : Sejarah keluarga dan keberfungsian; Keluarga Besar; Perumahan; pekerjaan; pendapatan; integrasi sosial keluarga; sumber-sumber dalam masayarakat.
Teknik Asesmen pada anak 
  1. Observasi
  2. Wawancara
  3. Studi Dokumentasi
  4. Focus Group Discussion
  5. Recall (life history, testimoni; instant reall, eriod recall, time line)
  6. Role play
  7. Written methods (puisi, diary, surat, kuesioner)
  8. Visual Methods (foto, film, poster, menggambar/gambar

Panduan Asesmen Biopsikososial Spiritual

Bio : 
  1. Gambaran fisik klien : Jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, kecacatan (jika ada), dan tanda kekerasan atau penelantaan jika ada.
  2. Penampilan Klien : Cara berbicara, kehangatan, respon awal terhadap wawancara, body expression, dll
  3. Status Kesehatan : Apakah ada diagnosis penyakit? Layanan kesehatan apa yang diterima klien? apakah klien telah berkonsultasi dengan sumber lain tentang jenis penyembuhan untuk masalah kesehatan? apakah sedang menggunakan obat? catatan kesehatan dan pengobatannya. Apakah kecanduan terhadap narkotika atau alkohol? apakah status kesehatannya merupakan masalah dalam rencana masalah dalam rencana pelayanan?  
Psiko :
  1. Gambaran tentang kondisi emosi klien : cara bicara, respon terhadap suatu masalah, pola pikir klien, dan pikiran-pikiran dia kepada situasi yang dihadapinya.
  2. Kesehatan jiwa : Adakah bukti tentang masalah kesehatan jiwa seperti depresi, gelisah ekstrim, gangguan kognitif? psikosis? bagaimana masalah kesehatan jiwa ini berpengaruh dalam keberfungsian sosialnya? 
  3. Catatan menjadi korban : Pengalaman trauma, kekerasan dan penganiayaan? asesmen resiko.Seberapa amankah lingkungannya sekarang ini? Faktor resiko keselamatan apa yang ada dalam kehidupan klien saat ini? 
Sosial : 
  1. Situasi saat ini dan sejarah perpindahan : Latar belakang pedesaan atau perkotaan? daerah asal? jika pernah pindah apa alasannya? sudah berapa lama mendiami tempat tinggal saat ini? bagaiaman keterikatan klien dengan tempat asalnya? seberapa sering mengunjungi atau berhubungan dengan orang disana? Tempat apa yang sangat penting bagi klien (dapat menggunakan peta). 
  2. Pekerjaan dan status keuangan (orangtua/pengasuh utama/wali) : Apa pendapatannya, dari pemerintah atau dari sumber lain yang diterima oleh klien? siapa yang bekerja dalam keluarga? apa pekerjaannya? apakah klien mendapatkan penghasilan yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan dasar? bagaimana caranya mendukung atau mengatasi masalah sehubungan dengan permasalahan yang dirancang dalam rencana pelayanan? apa kesulitan untuk mendapatkan lebih banyak sumber penghasilan?
  3. Hubungan dan Peran dalam keluarga : Riwayat keluarga dan isu signifikan yang dihadapi oleh keluarga dimasa lalu dan saat ini. Termasuk status perkawinan yang formal dan informal, peran anggota keluarga dan konflik antar peran, struktur keluarga, kompleksitas latar belakang budaya dalam keluarga, hubungan keterikatan/kelekatan klien dengan keluarga atau dengan orang penting lainnya di luar keluarga? siapa dan seberapa sering anak berkomunikasi? peran anggota keluarga/ orang penting lain dalam proses pengasuhan dan perawatan terhadpa klien, siapa yang lakukan apa dalam lingkungan keluarga.
  4. Keberfungsian sekolah dan keberfungsian dari institusi lainnya : bagaimana penampilan klien di sekolah, pelaksanaan tugas-tugas sehari-hari, bagaimana kemampuan menghadapi stress/tekanan,bagaimana relasi klien dengan teman, atau guru, atau atasan, bagaimana keluarga dapat  menjamin akses pendidikan? bagaimana sekolah mampu mendukung kemampuan klien? 
  5. Keberfungsian rekan/teman Relasi klien dengan teman-temannya di rumah/komunitas asal? disekolah? di panti? ditempat kerja?
Spiritual : 
  1. Data spiritual : Apa identitas budaya klien? apa agama yang saat ini dianut? bagaiamna agama menjadi pendukung atau hambatan bagi klien? apa sumber inspirasinya? apa moto/prinsip hidupnya? Apa ada sesuatu yang memeberi makna kehidupan klien? Bagaimana pandangan spiritual klien terhadap situasi dan permasalahan yang dihadapi serta terhadap masa depannya?
  2. Budaya : Bagaiamankah nilai-nilai budaya mempengaruhi klien, bagaiaman pandangan klien, apa saja yang berpengaruh. 

Alat asesmen : 
  1. Time line
  2. Diagram Venn
  3. Peta jalan kehidupan
  4. Mobility Map
  5. Body Map